Kamis, 25 November 2010

"Apakah Anda Kecanduan Seks?"

SEBUAH bagian di wilayah otak, disebut korteks prefrontal medial (mPFC), bertanggung jawab terhadap "kecanduan" seks dalam diri seseorang. Demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Kecanduan seks menjadi bagian perilaku menyimpang yang punya banyak aspek, baik jenis maupun pemicunya. Bagi banyak orang, definisi kecanduan seks adalah cara pelakunya mengisi kekosongan emosional yang dipenuhi oleh aktivitas one-night stand, masturbasi, dan berselancar di dunia maya untuk menikmati seks. Intinya, semua aktivitas yang merangsang pusat domain otak, memberikan euphoria, dan kepuasaan seksual.

Orang dengan gangguan kecanduan seks atau kompulsif sering menampilkan ketidakmampuan untuk menghambat perilakunya begitu mereka menjadi maladaptif, meski konsekuensi yang merugikan akan berimbas pada perilaku mereka.

MPFC adalah suatu wilayah otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan fleksibilitas perilaku, dan telah diidentifikasi sebagai mediator potensial perilaku penyimpangan tersebut. Demikian yang dinukil dari Times of India, Jumat (26/11/2010).

Dalam sebuah studi baru, Dr Lique Coolen dan rekan menguji apakah mPFC terlibat dalam menghambat perilaku seksual bila dikaitkan dengan hasil yang menyenangkan.

Menggunakan paradigma eksperimental hati-hati yang dirancang untuk tikus, para peneliti menemukan bahwa lesi hasil mPFC berada dalam perilaku seksual kompulsif. Di sisi lain, lesi tidak mengubah kinerja seksual atau pembelajaran yang terkait dengan hadiah atau stimuli aversive (stimulus tidak menyenangkan yang mendorong perubahan perilaku melalui hukuman).

Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi mPFC utuh tidak diperlukan untuk ekspresi normal perilaku seksual. Sebaliknya, hasil penelitian tersebut mendukung hipotesis bahwa mPFC mengatur pelaksanaan perilaku inhibisi terhadap perilaku seksual.

Hewan-hewan dengan lesi mPFC kemungkinan besar mampu membentuk asosiasi dengan hasil permusuhan terhadap perilaku mereka, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menekan pencarian seks dalam menghadapi konsekuensi aversive.

Secara kolektif, data ini menunjukkan peran umum untuk mPFC dalam mengatur kompulsif sebagai sebuah penghargaan, dan mungkin akan menyebabkan pemahaman yang lebih baik dari gangguan kontrol impulsif terhadap kontrol patologi umum yang mendasarinya.

Perilaku seksual kompulsif memiliki prevalensi tinggi co-morbiditas dengan gangguan jiwa, termasuk penyalahgunaan zat dan gangguan mood.

Penelitian saat ini menunjukkan, bahwa disfungsi mPFC dapat berkontribusi terhadap seks dengan mengambil risiko atau kompulsif pencarian perilaku seksual.

Meski penelitian ini meyakinkan, namun temuan ini belum bisa dipastikan berlaku untuk manusia.